Oh, Mekanika Kuantum

Mungkin inilah alasan realistis yang tidak dihadapi semua orang di Indonesia. Saat sebagian besar mereka beranggapan, “Fisika sulit, rumusnya itu loh bikin muntah dihapalin.” Logis memang, namun hal demikian belum benar-benar saya rasakan saat memasuki semester ini. Semester 5. Bisanya adalah hal paling ekstrem di setiap kuliah di jurusan apapun karena materi puncak diberikan disemester ini. Tak terkecuali bagi saya. Mahasiwa UGM semester 5 MIPA Fisika. Alasan bahwa rumus itu rumit untuk dihapalkan sudah bukan alasan yang logis bagi mahasiswa fisika seperti saya dan teman-teman, dan jika jawaban itu kami berikan pada dosen, tentu akan ditolak mentah-mentah (selalu ada alasan bagi dosen untuk membalik alasan itu, jadi percuma jawab begitu). Jadi sekarang ada alasan baru yang kami temukan untuk menganggap ini BENAR-BENAR SULIT.

Mekanika Kuantum. Ada yang pernah denger? Hehe, dosen bilang, “Ini hal yang sampai detik ini belum benar-benar saya pahami.” Loh? kenapa bilang begitu? Itulah kejujuran seorang dosen, yang akhirnya menjatuhkan mental para mahasiswa yang mau tak mau ikut-ikutan pusing karena penjelasan dosen pun terkadang dipikirkan oleh dosen sendiri, “bener gak yah?” haha, baru kali ini, beberapa dosen pengampu mata kuliah yang kejam ini mengajar dan banyak mengatakan hal demikian. Padahal daftar perjalanan mereka hingga jadi S3 dan profesor tidak diragukan, namun menjelaskan kepada kami yang masih “hijau” seperti memaksa seorang bayi berumur satu tahun untuk bisa segera berlari. Gila? SANGAT… hehe.

Penjelasan singkat dari saya. Sederhana sih, bentuk umum dari kuantum adalah, dimana kita memahami bahwa dunia ini tidak berdimensi 3? WHAT!? hehe, kalau secara rumus, jangan tanya saya, yang paling pinter di kelas saya saja kadang sampai ngantuk kok bahas rumus kuantum ini, apalagi saya. hehe, bukan merendah loh, tapi kenyataan. Lalu dimensi berapakah dunia ini? Di masa jaman sebelum tahun 1900an, fisikawan masih sibuk menemukan ruang dimensi baru untuk dapat memahami bagaimana sih pencitraan bentuk benda yang paling kecil di dunia ini. Yaitu bentuk dan sifat ATOM. Baik neutron, elektron, bagaimana bisa bergerak, bagaimana sifatnya, dan sebagainya. Hingga saat tahun 1900an dimulai, inilah saat-saat perkembangan paling mutakhir yang populer kita kenal dengan Fisikawan EINSTEIN. Apa sih susahnya, begini, dalam kuantum, kita menambahkan sumbu baru untuk mencitrakan dimensi 4 itu, di dimensi 3 kita kenal sumbu x,y,z, sedangkan di dimensi 4 kita mengenal sumbu x,y,z,dan t. Dimana t adalah sumbu yang terkait erat dengan waktu. Gambarnya gimana? Haha, karena waktu sifatnya seperti cahaya, jadi gambar dimensi 3 lalu sumbu t itu ada dimana-mana di ruang dimensi 3 itu. Bingung? Sama. hehe.

Haduh… setelah berjalan 1 bulan lebih ternyata mekanika kuantum adalah kerjaannya EINSTEIN. Stress… hahaha… bayangkan, rumus yang dia buat, terpaksa kita pelajari juga, kan logika dasar sudah sangat jelas, otak kita bukanlah otak Einstein? hehe, mau sehebat dia, dari dulu mahasiswa fisika Indonesia mungkin sudah bisa buat bom atom, inget kan peristiwa hiroshima dan nagasaki sejarah yang kita kenal sejak SD. Ternyata dari rumus yang ia temukan itulah cikal bakal ilmuwan sesudahnya menciptakan bom mematikan itu. Lalu, apa sih yang dipelajari atau yang berkaitan dengan mekanika kuantum?

Pernah melihat bintang-bintang diangkasa? Tahu gak kalau ternyata cahayanya itu ternyata berjalan merambat sampai ke bumi selama jutaan tahun yang lalu. Loh? Yups, saking jauhnya bintang itu sebenarnya berjarak dari bumi, lalu saat memancarkan cahaya, maka cahaya itu merambat sampai kebumi dalam hitungan waktu jutaan tahun. Weleh-weleh, hehe, dan bintang yang paling dekat dengan kita adalah matahari. Dalam fisika, ini termasuk kosentrasi khusus yaitu astrofisika. Lalu bagaima dengan lainnya? Hehe, tau gak kalau ternyata saat atom itu saling bertumbukan ternyata inti atom juga bertumbukan. Namun tidak sampai tecerai berai. Jika sampai tercerai berai maka dapat menimbulkan energi baru yang bernilai lebih dari jutaan watt lampu. Hah? maka dari itu di Swiss, para fisikawan saling membahu untuk dapat menemukan energi ini, maklum bisa jadi energi pengganti fosil yang kita pakai saat ini. Tapi emang bisa? hehe, ini dinamakan energi “penciptaan” yang beresensi mengenal “wujud” Tuhan? Kok? Haha, maklum, fisikawan barat tak semua percaya Tuhan, jadi jangan heran jika mereka berhasil menemukannya, mereka selangkah lebih dekat dengan bagaimana cara Tuhan menciptakan sesuatu di bumi ini. Toh, nyatanya sampai saat ini belum ditemukan. Fisika partikel dan fisika atom adalah kosentrasinya.

Wah2, banyak juga yah, ternyata, eits tidak sampai disitu loh. Ada lagi yang bisa saya ceritakan. hehe, yang pasti gak pusing-pusing kok mengenai Fisika. Di semester ini, terdapat mata kuliah fisika kedokteran. Loh? Jangan menyimpulkan bahwa kita akan menjadi dokter loh. hehe, tapi mata kuliah ini mengajarkan konsep bagaimana alat kedokteran itu bekerja. Karena dokter tidak dapat menciptakan alat kedokteran, konsepnya dari Fisika dan dibuat oleh orang-orang Tekhnik. Gak percaya? Silahkan datang ke dokter spesialis, dan tanya saja bagaimana alat Ronxen itu dibuat, konsepnya, atau apa saja. Hehe, karena itulah Ronxen ditemukan oleh fisikawan, bisa dicari di wikipedia. Alat-alat kedokteran memang perlu koordinasi dengan dokter itu sendiri, karena sebuah penyakit dengan gejala-gejala tertentu perlu sejak dini dideteksi oleh alat. Karena manusia punya keterbatasan dalam mengidentifikasi, seperti gejala tumor dan kanker yang tetap menggunakan Ronxen sebagai alat bantu, yaitu penembakan sinar-X kedalam tubuh manusia.

Kemudian adanya Fisika lingkungan, ini sih bagi saya seperti cerita. Maklum dosennya sendiri masih sebatas hipotesis, dan belum benar-benar menciptakan alam untuk menjaga keseimbangan, ada sih, tapi sekedar himbauan. Seperti alat pengontrol kadar karbon monoksida di udara bebas di Jogjakarta yang dideteksi dengan sensor dan ditunjukkan dengan angka sebagai kontrolnya. Jadi semakin tinggi angka yang tertera semakin tinggi pula udara terkontaminasi. Kemudian terakhir adalah, ekonofisika. Nah loh? Fisika ekonomi begitu? Haha, yups, hal ini baru saja dikembangkan di era 1990an. Yups, hadiah nobel dalam bidang ekonomi memang telah diterima. Namun ilmu ini masih dalam tahap pengembangan, jadi dalam kuliah ini termasuk daftar skripsi, bukan mata kuliah. Ekonofisika secara umum adalah mendekatkan permasalahan ekonomi dalam bidang fisika. Yang paling populer adalah mengetahui pergerakan pasar saham dengan pendekatan mekanika kuantum. Karna meluasnya ilmu ini, jadi saya banyak cerita deh. Haha.

Sekian dari saya, semoga rekan-rekan gak tambah pusing. hehe.

Tentang Hanif Mahaldi

Mahasiswa di UGM Jogja Jurusan Fisika Mipa, masih terus belajar mencari arti kesuksesan dengan "passion" menulis, bercerita dengan tulisan, atau apapun yang benar-benar bisa menyenangkan dengan tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Fisikaku dan tag , . Tandai permalink.

7 Balasan ke Oh, Mekanika Kuantum

  1. kakve-santi berkata:

    apa ya itu..? taunya saya cuma mekanika saja:D

  2. orange float berkata:

    duh nyerah sama fisika, makin lama materinya semakin jelimet bikin kepala makin mumet :mrgreen: tapi saya salut sama orang-orang yang mencintai ilmu ini. kok bisa ya

  3. willyafurqan berkata:

    apaan nih??!?!?
    huhuahaha
    semangat ama mekanikanya yahh..hhehehe

  4. srulz berkata:

    hehehe, aku tak mudeng mas mas, pelajaranku belum sampai kesitu… πŸ˜‰

  5. JoO berkata:

    Huaaaaaaaaaaaaaaaachingggg….
    Langsung meler bacanya jadi inget pas kuliah dulu ckiakakakakak…
    tapi itu menarik ko, jadi penasaran gimana caranya memecahkan atom.. hehhee…
    nanti kalo kamu bisa nemuin aku minta 1 buat ngebom kutub utara ya xixix [kidding]

  6. kemilauStardust berkata:

    haduh fisika :/
    saya bersyukur ga ketemu ‘fisika’ dikuliah πŸ˜€

Tinggalkan komentar